Ricky dan Kuat Kompak Ngaku Tak Lihat Sambo Tembak Yosua, Hakim Tertawa

Suaramajalengka.com//Jakarta – Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf kompak mengaku tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir Yosua. Berbeda dengan Richard Eliezer yang menyatakan sang jenderal menembak ajudannya tersebut.

Ferdy Sambo, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf berada di dalam rumah Duren Tiga pada saat Yosua dieksekusi. Sementara Putri disebut berada di dalam kamar.
Eliezer menjadi eksekutor penembakan atas perintah Sambo yang menyuruh tembak. Menurut dia, Sambo memerintahkan Yosua untuk jongkok sesaat sebelum penembakan. Ia pun menyebut bahwa Sambo turut menembak yang mengakhiri nyawa Yosua.
Sementara Ricky Rizal yang berdiri tak jauh dari situ, mengaku mendengar perintah Sambo kepada Yosua untuk jongkok. Namun, ia mengaku tak mendengar perintah Sambo kepada Eliezer untuk menembak.
Bahkan, Ricky mengaku tak melihat Sambo menembak Yosua. “Saya tidak melihat itu,” kata Ricky saat bersaksi untuk Richard Eliezer dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/12).

Ricky beralasan bahwa ketika Yosua jatuh akibat tembakan Eliezer, ia pergi ke dapur karena merasa ada ajudan Sambo lainnya, Adzan Romer, memanggilnya dari arah sana. Menurut Ricky, ia mendengar Romer menanyakan ada kejadian apa. Namun, ia mengaku tidak menemukan siapa-siapa di dapur.

“Terus saya balik ke ruang tengah, pas saya lihat posisi Bapak [Sambo] sudah melihat dinding ke arah tangga, terus berapa kali saya tak ingat. Sempat jongkok ke arah Yosua,” sambungnya.
Dalam sesi terpisah, Kuat Ma’ruf memberikan keterangan yang hampir serupa. Versi dia, Yosua sempat dimarahi Sambo sesaat sebelum penembakan.
“Waktu itu, seingat saya, sependengaran saya, Bapak [Sambo] sempet mengatakan ke Yosua ‘kamu kurang ajak sekali, kamu, kamu tega sekali sama saya’,” papar Kuat yang bersaksi untuk Ricky dan Richard Eliezer.

Kuat menyebut posisi dia saat itu berdekatan dengan Ricky. Saat Sambo memarahi Yosua itu, Kuat mengaku sedikit bergeser.
Menurut Kuat, ia kemudian mendengar perintah Sambo kepada Richard Eliezer ‘hajar Chad’. Berbeda dengan kesaksian Ricky serta Richard Eliezer sendiri.

“Saya dengar sekali Bapak bilang, ‘hajar Chad, hajar Chad’. [Lalu] ditembak sama Richard, der der. Enggak tahu berapa kali, Yosua tengkurap di samping tangga,” papar Kuat.
Ia mengaku sempat ketakutan pada saat itu, terlebih Sambo sempat melihat kepadanya. Kuat merasa takut akan turut ditembak.
“Pikir saya, saya juga mau ditembak waktu itu, ternyata Bapak maju ke depan tembak-tembak tembok, setelah itu Bapak keluar,” ujar Kuat.

Hakim sempat mengkonfirmasi kembali kejadian tersebut: kapan Sambo menembak Yosua.

“Saya tidak lihat Bapak nembak Yosua,” kata Kuat.
“Bahasa kamu sama sama Ricky, tidak lihat, tidak tahu, tidak dengar!” tegas hakim.

Ia berdalih posisi Yosua jatuh terhalang, sehingga hanya melihat bagian kaki saja. Namun hakim merasa janggal karena awalnya Kuat mengaku posisinya sejajar dengan Ricky.

Bahkan pada saat itu, Richard Eliezer dan Ricky sempat mempraktikkan posisi saat penembakan.
“Yosua tadi sudah dipraktikkan di sini sama Richard, berdirinya Richard sama Ricky enggak jauh,” ujar hakim.

Tapi karena kalian buta dan tuli makanya Saudara tidak dengar dan tidak melihat
– Hakim

“Tidak begitu Yang Mulia. Kalau Pak Sambo nembak, mungkin kan saya sudah ketutupan lihat kakinya saja kalau dari tempat saya,” jawab Kuat.
“Pertanyaan saya sederhana, kapan Saudara Sambo nembak? saudara bilang tidak tahu, sama dengan yang disampaikan Ricky tadi,” timpal hakim.
“Saya tidak lihat Pak Sambo nembak,” ujar Kuat.
Jawaban Kuat tersebut hanya direspons tertawa kecil oleh hakim.
Dalam sidang pekan lalu, Richard Eliezer mengaku menembak Yosua sebanyak 3-4 kali. Ia menyatakan bahwa perintah penembakan langsung disampaikan Sambo sesaat ketika Yosua masuk rumah.

“Itu masuk Pak Ferdy Sambo langsung lihat ke belakang, sini kamu (ke Yosua), pegang lehernya, ‘sini, berlutut kamu sini, berlutut kamu sini, berlutut, woy kamu berlutut’. Lalu lihat ke saya, ‘woy kamu tembak, kau tembak cepat, cepat kau tembak’, saya keluarkan senjata langsung tembak,” kata Eliezer.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjuutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-white
Perbesar
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjuutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Namun, ia belum meninggal. Erangan terdengar dari arah tubuh Yosua.
Setelahnya, Sambo pun maju mendekati tubuh Yosua. Mantan Kadiv Propam Polri itu pun disebut mengokang senjata dan menembakkannya ke arah kepala Yosua.
“Habis almarhum jatuh Pak FS maju. Saya lihat dia langsung pegang senjata, dia kokang senjata dulu, dia ke arahkan almarhum, ada sempat tembak ke almarhum,” kata Eliezer.

Namun, ia belum meninggal. Erangan terdengar dari arah tubuh Yosua.
Setelahnya, Sambo pun maju mendekati tubuh Yosua. Mantan Kadiv Propam Polri itu pun disebut mengokang senjata dan menembakkannya ke arah kepala Yosua.
“Habis almarhum jatuh Pak FS maju. Saya lihat dia langsung pegang senjata, dia kokang senjata dulu, dia ke arahkan almarhum, ada sempat tembak ke almarhum,” kata Eliezer.
Ricky, Eliezer, dan Kuat Ma’ruf didakwa bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. Pembunuhan dipicu amarah Sambo yang mendapat laporan Yosua melecehkan Putri.

Usai pembunuhan, Sambo diduga menyiapkan skenario untuk menutupinya. Namun, kasus ini terkuak setelah Richard Eliezer membongkarnya.

(@aher/kumparan.com)

Pos terkait