Peringatan potensi banjir bandang dikeluarkan untuk tiga negara bagian

Suaramajalengka.com//Kuala Lumpur – Departemen Pengairan dan Drainase (JPS) Malaysia mengeluarkan pemberitahuan kesiapsiagaan potensi banjir bandang di tiga negara bagian dalam tempo 12 jam karena adanya prakiraan cuaca signifikan untuk sejumlah wilayah di Semenanjung hingga Sabah.

Pemberitahuan yang dikeluarkan pada Sabtu, pukul 03.30 petang, menyebutkan berdasarkan prakiraan hujan yang dikeluarkan MetMalaysia, sistem Southeastern Asia-Oceania Flash Flood Guidance System (SAOFFGS) dan model ramalan banjir JPS, terdapat risiko kejadian banjir bandang di beberapa lokasi apabila terjadi hujan lebat atau badai petir yang signifikan.

Adapun lokasi yang menjadi titik risiko terjadinya banjir bandang yakni Johor Bahru, Kota Tinggi, Mersing di Negeri Johor, lalu Rompin di Negeri Pahang, serta bagian Kuching dan Samarahan di Sarawak.

JPS mengatakan pemberitahuan kesiapsiagaan tersebut dikeluarkan untuk memungkinkan semua warga, terutama yang berada di daerah berisiko, untuk waspada dengan kemungkinan terjadinya banjir bandang selama periode tersebut.

Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) pada Sabtu siang mengeluarkan peringatan potensi hujan lebat terus-menerus di pantai timur Semenanjung, yakni di Kelantan, Terengganu, Pahang, dan Johor hingga 30 Januari 2023.

Sedangkan laporan terkini kejadian bencana di seluruh Malaysia dari Pusat Pengendalian Bencana Nasional (NDCC) pada pukul 12.00 waktu setempat, tercatat 13.311 warga dan 4.367 kepala keluarga (KK) menjadi korban bencana yang terjadi di Pahang, Johor, Sabah dan Sarawak.

Korban bencana terbanyak tercatat ada di Sabah mencapai 10.326 orang dan 3.564 KK. Jumlah terbanyak selanjutnya ada di Johor mencapai 2.446 orang dan 669 KK.

Menteri di Departemen Perdana Menteri untuk Sabah, Urusan Sarawak dan Tugas-tugas Khusus Armizan Mohd Ali mengunjungi Pusat Pemukiman Sementara (PPS) di SMK Tandek yang menampung korban banjir di Kota Marudu.

Kota Marudu tercatat sebagai daerah di Sabah yang paling parah terkena dampak banjir dengan total 7.358 korban dari 2.553 keluarga yang ditempatkan di 12 PPS.

Penyiapan makanan bagi korban bencana banjir yang baru datang ke PPS SMK Tandek dengan teknologi retort menjadi catatan Armizan.

Menurut dia, pendekatan alternatif penyediaan makanan itu sangat tepat untuk memastikan bahwa makanan dapat segera diberikan kepada korban yang baru tiba, disamping terjaminnya kualitas makanan dari aspek higiene, keamanan dan gizi.

(@aher/antaranews.com)

Pos terkait