KABUPATEN CIREBON, – Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan memberikan wakaf buku kepada komunitas literasi di ruangan Nyimas Gandasari Kantor Setda, Kamis (19/8/2021).
Wakaf buku tersebut merupakan sumbangan dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Cirebon.
“Alhamdullilah buku terkumpul 1.676 buku yang selanjutnya akan kita bagikan untuk 35 komunitas literasi di Kabupaten Cirebon,” kata Asisten 1 Administrasi Umum Setda, H. Ronianto, S.Pd.
Roni mengatakan, Pemerintah Kabupaten Cirebon meminta semua pihak untuk ikut andil dalam peningkatan minat baca terhadap masyarakat Cirebon.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini berpengaruh pada sektor kehidupan termasuk dunia pendidikan. Dimana siswa Indonesia terpaksa belajar dari rumah,” ujar Roni.
Ia mengungkapkan, untuk menguatkan literasi, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan baik tingkat pusat maupun daerah.
“Disinilah para komunitas literasi yang memiliki kontribusi positif demi kemajuan literasi itu sendiri,” kata Roni.
Pemerintah Kabupaten Cirebon sangat mengapresiasi bentuk wakaf buku yang diinisiasi oleh Dinas Kearsipan dan perpusatakaan.
Menurutnya, ukuran keberhasilan suatu pembangunan di suatu daerah ditentukan oleh Indeks Pembangunan Manusia( IPM),
“Untuk IPM Kabupaten Cirebon baru mencapai 68.75 persen bisa dibandingan dengan daerah lain. Di Jabar, Kabupaten Cirebon menempati urutan ke-22. Hal tersebut jauh dari harapan kita semua,” kata Roni.
Namun demikian, kata Roni, untuk meningkatkan IPM Kabupaten Cirebon, ada beberapa program seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Sehingga perlu ada kegiatan yang mengarah pada peningkatan unsur tersebut.
“Wakaf buku ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pendidikan melalui minat baca kepada masyarakat,” ujarnya.
Roni mengungkapkan, komunitas literasi di tengah masyarakat menjadi sangat penting sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam meningkatkan minat baca masyarakat di zaman serba canggih ini.
“Keberadaan buku hampir kalah dengan gadget khususnya anak-anak, dimana setiap hari mereka dekat sekali dengan gadget. Ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk mengambil alih kebiasaan anak anak kembali mencintai buku,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cirebon, Hendra Nirlama mengatakan, jumlah komunitas literasi di Kabupaten Cirebon cukuplah banyak. Akan tetapi hanya sebagian saja yang aktif dalam kegiatannya.
“Yang sudah terdata ada 35 komunitas literasi tetapi hanya 20 saja yang aktif dalam kegiatan literasi,” katanya.
Hendra mengungkapkan, pihaknya mempunyai target agar setiap kecamatan mempunyai komunitas literasi sendiri.
“Kita akan koordinasi dengan komunitas literasi yang aktif agar bisa mengajak yang belum aktif kembali. syukur-syukur bisa membuat yang baru,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kendala para komunitas literasi mendapatkan bantuan yakni mereka belum mempunyai badan hukum tetap.
“Kita akan dorong para komunitas agar bisa mengurus badan hukum, sehingga nanti pemerintah bisa memberikan hibah atau bantuan,” ungkapnya.
Ditempat yang sama Ketua Literasi Pado Moco Suranenggala Kabupaten Cirebon, Warkina, mengatakan, para pegiat literasi tidak setengah-setengah dalam kegiatan literasi.
“Mari bersama-sama membuka mindset kita lebih baik demi kemajuan literasi,” kata Warkina