Majalengka. Kecelakaan lalulintas di Subang yang merenggut nyawa siswa peserta study tour yang memicu penentangan masyarakat terhadap kegiatan studi tour yang dilakukan oleh sekolah. Bahkan hal ini sampai memojokkan profesi guru oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain resiko kecelakaan, kegiatan tersebut juga dinilai memberatkan keuangan para orang tua siswa
Kejadian tersebut sampai membuat PJ. Gubernur Jawa Barat mengeluarkan surat edaran berupa himbauan bagi sekolah untuk tidak mengadakan kegiatan study tour.
Namun meskipun himbauan itu telah disampaikan, ada saja sekolah yang nakal dengan tetap mengadakan kegiatan study tour. Salah satunya MTSN 7 Jatitujuh kecamatan Jatitujuh kabupaten Majalengka
“kurang lebih dua minggu sekolah MTSN 7 Jatitujuh mengadakan study tour ke Jogjakarta pak, anggarannya 850 ribu per siswa” ungkap narasumber. Rabu, 29 Mei 2024
Dia heran mengapa pihak sekolah masih mengadakan kegiatan study tour, padahal sudah ada himbau dari PJ Gubernur Jawa Barat
“himbauan PJ. Gubernur sampai tidak digubris, pasti ada unsur mencari keuntungan oleh oknum di MTSN 7 Jatitujuh” ucapnya kesal
Menurut keterangan IKROM sebagai komite di sekolah MTSN 7 Jatitujuh saat di konfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan “betul di sekolah MTSN 7 Jatitujuh ada kegiatan study tour saya sebagai komite waktu itu ga ikut karena sedang sakit, saya memfasilitasi saja ke pada para orang tua siswa merapat kan tapi itu juga saya tidak menekan harus ikut ahir nya ada sebuah kesepakatan dan biaya tersebut untuk ongkos bis dan juga untuk nginap di hotel waktu itu para guru dan siswa pada nginap di hotel” jelasnya. Masih Rabu, 29 mei 2024
Terpisah namun dihari yang sama, kepala sekolah MTSN 7 Jatitujuh saat dikonfirmasi melalui sambungan aplikasi whatsapp’nya mengatakan “untuk travel yang ikut 72 siswa ga ada biaya lain, itu sudah lama pertengahan april kls 8” jelasnya ( team red)