Jakarta – suaramajalengka.com, Menteri Sosial Tri Rismaharini akan segera menghapus program elektronik warung gotong-royong alias e-Warong.
Hal ini di unkapkan beliau dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Senin (24/5/2021).
“E-Warong itu akan saya hapus karena kemarin saya melihat sendiri di Solo itu, masyarakat membeli telur 1 kilogram dengan harga Rp27 ribu. Sementara di toko tak jauh dari E-Warong menjual harga telur dengan harga Rp18.500 per kilogram,” jelas dia.
Rencana tersebut diungkapkan Risma usai mendapati harga bahan pokok yang dijual E-Warong lebih mahal dari harga yang dijual di pasar. Misalnya, dalam paparan yang dijelaskan, masyarakat miskin harus membeli telur yang harganya 31 persen lebih tinggi dari harga pasaran.
Menurut Risma, terbatasnya tempat penerima manfaat untuk membelanjakan dana bansos di lapangan, membuat penjual di e-warong bisa menjual harga sembako di atas harga pasar.
Risma mengaku sudah beberapa kali menemui skenario serupa kala meninjau di lapangan. Contohnya, ia menemukan salah satu e-warong menjual telur seharga Rp27 ribu per kg saat berkunjung ke Solo.
Padahal tidak jauh dari e-warong itu terdapat penjual telur grosir yang mematok harga Rp 18.000 untuk satu kilogram telur.
Tidak hanya itu, kata Risma, ia juga menemukan sebuah toko penjual telur yang membanderol telur dengan harga Rp 18.500 per kilogram.
Artinya orang miskin membeli bahan pokok yang lebih mahal karena kita (pemerintah) yang menetapkan di tempat itu (e-Warong) harus beli,” kata Risma.
Risma lantas menegaskan sudah menyiapkan program yang serupa e-Warong namun dengan pendekatan yang berbeda, dimana semua akan terhubung via aplikasi.
“Kita lagi siapkan aplikasinya dengan handphone saja nanti. Jadi penjual itu tinggal klik-klik begitu. Kemudian report itu masuk ke kita. Seperti itu pak. Jadi saya mohon izin itu,” tandas Risma. (Dck/Rik)