MenKopUKM Teten resmikan Indonesia Trading House di Swiss

Suaramajalengka.com//Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, bersama Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, meresmikan Indonesia Trading House atau ITH yang bertempat di toko Pasar Indonesia di Aargau, Swiss.

MenKopUKM Teten Masduki, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, memberikan apresiasi tinggi atas upaya pendirian ITH di Swiss terutama karena membuka peluang masuknya produk-produk UMKM Indoensia ke pasar luar negeri.

“Saya kira sekarang dengan market digital itu juga akan cukup mudah membantu penjualan produk-produk Indonesia lewat jaringan diaspora, asal ada warehousenya ada suppliernya dengan cara rutin,” ujar Menteri Teten.

Menteri Teten juga memberikan perhatian terhadap pemanfaatan platform market digital atau marketplace untuk pemasaran produk-produk UMKM Indonesia serta keterhubungan dengan jejaring ITH, diaspora Indonesia, serta pasar dalam negeri.

Menurutnya banyak sekali produk UMKM yang bisa dibentuk kerja sama antara ITH dengan produk-produk UMKM yang telah diterima market dalam negeri seperti yang telah dijual di Mbloc, Post bloc dan Sarinah.

“Nanti itu bisa kita kerja samakan dengan ITH, sehingga kita bisa manfaatkan jaringan onlinenya. Pemerintah juga sedang mendorong penjualan bumbu, jadi bukan lagi kita jual rempahnya lagi. Yang kita ekspor lagi nanti bumbu bukan rempah,” ucapnya.

Lebih lanjut Menteri Teten menuturkan bahwa peresmian pendirian ITH tersebut merupakan tindak lanjut penandatanganan pendirian ITH yang secara resmi ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsyad Rasyid di sela perhelatan World Economic Forum pada 24 Mei 2022.

Dubes Muliaman berharap peresmian ITH di Aargau, Swiss dapat menjadi pintu bagi mengalirnya produk-produk Indonesia, baik produk makanan dan non-makanan, ke pasar Swiss dan pasar Eropa.

“Indonesia harus berpikir dan memanfaatkan peluang Swiss sebagai hub untuk pintu produk Indonesia ke pasar Eropa, terutama dengan pemanfaatan isu tarif dalam Perjanjian Indonesia-EFTA CEPA,” kata Dubes Muliaman.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator I, KADIN Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan bahwa ITH tersebut merupakan yang pertama di Eropa dan akan terus dikembangkan. Pihaknya juga mengapresiasi dukungan dari KBRI Bern dan Kementerian Perdagangan RI.

“Kami juga memahami terkait isu cukup tingginya biaya logistik yang menjadi perhatian utama para diaspora Indonesia, semoga kita bisa mencari solusi bersama terkait isu logistik dimaksud. Perjanjian Indonesia-EFTA CEPA yang telah tercapai juga perlu dimanfaatkan dengan baik, terutama terkait tarif,” kata Waketum Koordinator I KADIN Yukki.

(@aher/antaranews.com)

Pos terkait