Ketua RT: Satu Keluarga di Kalideres Tak Mungkin Kelaparan, Dia Mampu

Suaramajalengka.com//Jakarta – Teka-teki penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri. Pihak Kepolisian masih mengusut kasus ini.

Sebelumnya, sempat disebutkan jika penyebab kematian Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68), akibat kelaparan.
Terkait hal ini, Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Tjong Tjie Xian alias Asyung, membantahnya. Asyung menyebut keluarga ini tergolong mampu sehingga narasi soal mati kelaparan tidak bisa dibenarkan.

“Ya sebenarnya itu tidak benar narasi seperti itu. Intinya semua itu tidak benar, warga pun sempat kaget terkait pemberitaan dan narasi tersebut,” kata dia, Minggu (13/11).
Kenyataannya melihat apa yang ada di kompleks, kondisi rumah sudah jelas ini keluarga mampu, bukan juga tercatat sebagai penerima bantuan sosial.
–Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Asyung
Meski begitu, Asyung mengamini keluarga tersebut tergolong tertutup dalam berinteraksi dengan warga sekitarnya. Bahkan, juga ke saudaranya.
“Sangat-sangat tertutup ke lingkungan dan saudara. Silakan cek saja ke keluarganya, komunikasi ke saudara masak bisa sampai 20 tahun, 5 tahun, 2 tahun jarang ketemu,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, turut angkat bicara soal penyebab kematian 1 keluarga itu. Terkait soal mati karena kelaparan, Hengki menilai hal itu belum bisa dipertanggungjawabkan.

“Artinya, diksi kematian disebabkan karena kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan,” kata Hengki.
Saat ini, lanjut Hengki, penyelidikan terhadap kasus tersebut masih terus dilakukan. Tentunya, kata dia, dengan berbagai macam cara.
“Yang pertama secara induktif, olah TKP sudah dilaksanakan. Kami sedang menunggu hasil dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik mengenai sebab-sebab kematian secara akurat,” jelas Hengki.

“Termasuk laboratorium cyber terkait alat bukti elektronik yang kami dapatkan. Kami masih mendalami segala macam kemungkinan sebab dan motif dari kejadian ini,” imbuhnya.
Sedangkan secara deduktif, lanjut Hengki, adalah dengan pendalaman informasi dari saksi-saksi baru dari tetangga korban, ketua RT setempat, petugas PLN serta kerabat korban.

“Namun yang utama secara scientific crime investigation, Tim Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat masih terus mendalami dan menanti hasilnya, baik dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik,” kata Hengki.

(@aher/kumparan.com)

Pos terkait