Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) siap menerapkan work from home (WFH) untuk kawasan Bandung Raya dan menutup objek wisata di Kabupaten Bandung serta Bandung Barat (KBB).
Kebijakan menarik rem darurat itu terpaksa dilakukan Kang Emil karena kasus Covid-19 di kawasan ini memburuk.
Untuk diketahui, pasca libur dan mudik Lebaran 2021, terjadi lonjakan kasus Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Meliputi, Kota/Kabupaten Bandung, Cimahi, Bandung Barat, dan Sumedang. Bahkan, Kabupaten Bandung dan KBB sekarang berstatus zona merah Covid-19.
Kang Emil menuturkan, lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Bandung Raya nyaris penuh. Bahkan, perbandingan tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) RS rujukan Covid-19 di wilayah ini sudah melampaui batas standar maksimum Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.
“Wilayah Bandung Raya kami nyatakan sedang siaga satu Covid karena Minggu ini dua wilayah besarnya zona merah, yaitu KBB dan kabupaten Bandung,” tutur Kang Emil di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, hari ini Selasa (22/6/2021).
“Selanjutnya, wilayah Bandung raya ini keterisian rumah sakit sudah melebihi standar WHO dan nasional yang di angka 70 persen. Sementara itu, Bandung Raya ini khusus ketersediaan tempat tidur Covid-19 (BOR) sudah di angka 84,19 persen,” katanya menambahkan.
Dengan indicator itu, Gubernur Jabar mengintruksikan jajarannya memberlakukan kebijakan work from home (WFH) dengan porsi kehadiran fisik hanya 25 persen sesuai intruksi menteri dalam negeri (mendagri).
“75 persen (sisanya) segera menyesuaikan diri untuk bekerja dari rumah dengan pengecualian yang tentu sudah kita pahami,” sambung Kang Emil.
Di samping memberlakukan kembali WFH, Kang Emil juga menutup akses wisatawan di Bandung Raya selama tujuh hari ke depan, terutama di wilayah Kabupaten Bandung dan KBB yang memang kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta.
“Saya imbau wisatawan yang biasanya mayoritas dari DKI Jakarta kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke wilayah Bandung raya,” imbaunya.
“Sehingga, kondisi siaga satu ini dipahami secara jelas bahwa kami sedang mengerem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh libur panjang mudik yang menghasilkan lonjakan luar biasa,” tandasnya.