Bahlil: Peta hilirisasi tuntas dengan investasi 545,3 miliar dolar

Suaramajalengka.com//Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan peta jalan hilirisasi investasi strategis telah selesai disusun dengan total investasi hingga 545,3 miliar dolar AS hingga 2040.

“Kami sudah laporkan (kepada Presiden Joko Widodo) dibagi menjadi 8 bagian dari 21 komoditas peta hilirisasi. Jadi selama ini kita bicara hilirisasi, peta jalan besarnya itu belum ada, dan alhamdulillah tadi kami sudah laporkan dengan total investasi sampai dengan 2040 sebesar 545,3 miliar dolar AS,” kata Bahlil usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.

Bahlil mengatakan prototipe hilirisasi nikel secara teknis juga akan dijadikan referensi pada hilirisasi di sektor-sektor lainnya. Dengan hilirisasi itu, kata Bahlil, Indonesia akan berfokus pada upaya peningkatan nilai tambah.

“Prototipe nikel yang kita lakukan hilirisasi ini yang akan kita pakai juga untuk di sektor-sektor yang lain, seperti timah, bauksit, kemudian oil and gas, kemudian tembaga. Tidak hanya di sektor itu, tapi juga di sektor perkebunan, pangan, perikanan,” kata Bahlil.

Selanjutnya, Presiden Jokowi memerintahkan Bahlil untuk membuat skala prioritas terkait komoditas yang akan menjadi fokus hilirisasi.

“Tadi Bapak Presiden memerintahkan kepada saya sebagai Menteri Investasi untuk melakukan skala prioritas untuk apa-apa saja yang harus kita lakukan sekarang. Katakanlah sekarang kita menyetop nikel, kemudian bauksit, ke depan apalagi? Seperti timah, atau tembaga, sebentar lagi. Jadi ini yang akan kita lakukan,” kata dia.

Bahlil menyampaikan hilirisasi menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, terutama untuk bertransformasi menjadi negara maju.

“Ingat, negara di dunia ini yang mempunyai sumber daya alam berbeda antara negara yang punya sumber daya alam yang tidak melakukan hilirisasi dengan yang melakukan hilirisasi,” kata Bahlil.

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menyetop ekspor bahan mentah nikel pada Januari 2020, dan segera menyetop ekspor bahan mentah bauksit pada Juni 2023 untuk menerapkan hilirisasi komoditas tambang.

(@aher/antaranews.com)

Pos terkait