AS Tingkatkan Kerja Sama di Bidang Penegakan Hukum dengan Indonesia

Suaramajalengka.com//Jakarta – Salah satu pejabat dari Biro Narkotika Internasional dan Urusan Penegakan Hukum Amerika Serikat (Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs/INL), Lisa Anne Johnson, mengunjungi Indonesia pada pekan ini.
Dalam kunjungan perdananya tersebut, pejabat yang menduduki posisi sebagai Sekretaris Biro Narkotika Internasional dan Urusan Penegakan Hukum INL itu bertujuan untuk meningkatkan kerja sama INL dengan pemerintah Indonesia.
Pihaknya berkomitmen untuk memperdalam kerja sama kedua negara di bidang penegakan hukum kejahatan transnasional yang terorganisir.
Johnson mengatakan, inisiatif ini selaras dengan pandangan AS yang melihat Indonesia sebagai mitra strategisnya di kawasan Asia. “Saya di sini karena Indonesia merupakan mitra strategis penting Amerika Serikat,” ungkap Johnson.
“Secara khusus, Indonesia adalah program terbesar INL, program negara kami di Asia — yang tidak saya ketahui sampai saya bersiap-siap untuk datang ke sini,” imbuhnya.
Misi kedatangan Johnson juga untuk meninjau perkembangan program INL yang sudah ada di Indonesia serta bertemu dengan para pemangku kepentingan yang bekerja sama dengan INL.
Pembahasan terkait penyalahgunaan narkotika dan perlindungan perbatasan maritim menjadi salah satu agenda kunjungannya.
INL merupakan salah satu badan di bawah naungan Kementerian Luar Negeri AS yang mempromosikan penanganan kejahatan transnasional yang diorganisir.
Contohnya, seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), pencucian uang, korupsi, pengedaran narkoba, penyelundupan satwa liar, dan sebagainya.

Pihaknya bekerja sama dengan berbagai lembaga non-pemerintah di beberapa negara dan memfasilitasi pelatihan bagi para aparat penegak hukum. Di Jakarta, Johnson menghadiri pertemuan dengan pejabat dari Kejaksaan Agung dan membahas soal penegakan hukum terkait kejahatan transnasional yang diorganisir.

“Kami bertemu dengan kantor Kejaksaan Agung, mereka adalah mitra yang sangat dekat dengan Amerika Serikat di sini,” ucap Johnson.

“Kami memiliki beberapa orang di Kedutaan Besar kami dari Kementerian Kehakiman yang merupakan jaksa penuntut mereka dan mereka bekerja sama dengan Kantor Jaksa Agung untuk membantu melatih dan membimbing para jaksa penuntut,” imbuhnya.
Johnson tak hanya berada di Jakarta, dia juga mengunjungi Batam dan menghadiri beberapa pertemuan dengan pejabat penegak hukum di sana. Salah satu pihak yang ia temui adalah otoritas dari Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Indonesian Maritime Security Agency/Bakamla).
Di Batam, INL bekerja sama dengan Bakamla untuk mendirikan pusat pelatihan maritim canggih yang juga ada di Filipina.
Di pusat pelatihan ini, para penjaga pantai AS akan didatangkan dan memberikan pelatihan terkait mengamankan zona perbatasan laut Indonesia.
“Instruktur dan ahli dari U.S. Coast Guard akan memberikan pelatihan bagi mereka yang berkeinginan untuk menjadi perwira yang berjaga di laut,” kata Johnson.

Dalam pelatihan ini, INL akan menerapkan kurikulum AS dan mengundang seluruh pemimpin regional perbatasan laut dari penjuru Indonesia untuk menghadirinya.
Pusat pelatihan itu, sambung Johnson, diharapkan dapat rampung pada musim panas (sekitar bulan Juni-Agustus) tahun ini. Selain di bidang maritim dan pemberantasan narkotika, Johnson juga meninjau beberapa pelatihan yang bergerak di bidang TPPO.
Johnson mengatakan, INL bersama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) bertemu dengan para penyelidik dari berbagai lembaga yang berbeda di Indonesia.

Mereka membahas upaya untuk mengidentifikasi korban TPPO — termasuk calon korban TPPO agar tidak terjerumus dan terjebak. Pihaknya mengupayakan pendekatan yang berpusat pada korban (victim-centered approach) guna menghubungkan para korban itu dengan layanan dan perlindungan terdekat.

(@aher/kumparan.com)

Pos terkait