AS Akui Pemberantasan Narkoba Jadi Tantangan Utama Pemerintah

Suaramajalengka.com//Jakarta – Amerika Serikat akui peredaran narkoba dan obat terlarang telah sangat berdampak pada perekonomian negaranya dan pemberantasannya adalah prioritas pemerintah.

Narkoba juga disebut sebagai pemicu utama kematian penduduk di usia produktif yang berada di AS.
Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Asisten Utama Sekretaris Biro Narkotika Internasional dan Urusan Penegakan Hukum AS, Lisa Anne Johnson, dalam sesi jumpa pers yang digelar di Kedutaan Besar AS di Jakarta, pada Kamis (26/1).
“Ya, Amerika Serikat memiliki masalah narkotika yang mengerikan dan sebagian besar saat ini yaitu opioid sintetis — khususnya fentanyl,” tutur Johnson.
“Baru-baru ini saya mengetahui — dan ini adalah statistik yang mengerikan, bahwa penyebab utama kematian orang Amerika yang berusia antara 18 dan 49 tahun adalah overdosis obat terlarang,” jelas dia.
Johnson menjelaskan, bahan kimia prekursor (bahan baku) yang digunakan untuk fentanyl selama ini dibuat di Meksiko. Namun, pembuatannya dapat dilakukan di mana saja dan cenderung mudah dilakukan.

Proses pembuatan fentanyl hanya membutuhkan bahan bakunya serta mesin pencetak pil (pill-presser), tanpa membutuhkan lab seperti jenis obat-obatan terlarang lainnya.
Tidak seperti ganja yang membutuhkan lahan untuk tumbuh atau kokain (sabu-sabu) yang produksinya harus dilakukan di laboratorium.

Sehubungan dengan itulah, peredaran fentanyl di AS saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para aparat penegak hukum. Para pengedar bahkan bisa hanya mencampurkan fentanyl ke dalam kandungan obat-obatan medis, contohnya seperti Adderall.
Sementara Adderall adalah jenis obat yang biasa diminum oleh mereka pengidap kondisi psikologis tertentu, di mana para pengidap ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder) kerap menggunakan Adderall untuk menenangkan gejala mereka.
“Mereka meminum salah satu dari pil ini dan mereka bisa meninggal dunia,” ungkap Johnson.

Johnson kemudian bercerita, terdapat suatu kasus di mana nyawa seorang anak terancam usai tak sengaja meminum obat mengandung fentanyl lantara dia tidak tahu bahwa fentanyl adalah obat terlarang mematikan.
“Anak-anak sekarat di meja mereka di rumah orang tua mereka dan mereka belum pernah meminumnya, mereka bahkan tidak tahu bahwa itu adalah obat terlarang,” ujarnya.
Mantan Duta Besar AS untuk Namibia itu menambahkan, selain berdampak pada keluarga mereka yang ditinggalkan, maraknya kasus overdosis di kalangan penduduk usia produktif sangat berdampak pada GDP negara.
“Pikirkan tentang semua orang di angkatan kerja yang kehilangan pekerjaan yang sekarat, mereka adalah orang-orang di usia kerja, terutama mereka yang berusia 18 hingga 49 tahun,” kata Johnson.

“Sehingga hal ini berdampak pada angkatan kerja, tetapi juga berdampak pada keluarga dan keluarga harus merawat seseorang yang mengalami gangguan penyalahgunaan narkoba jika anggota keluarganya mengalami kecanduan, sehingga hal ini merupakan masalah yang sangat besar,” tutup dia.

(@aher/kumparan.com)

Pos terkait